Rabu, 19 Januari 2011

Mengenali Diri....

”Barangsiapa yang mengenal dirinya, ia akan sibuk untuk memperbaiki diri daripada sibuk mencari-cari aib dan kesalahan orang lain. ”(Ibnul Qayyim)

Diantara ciri-ciri kebahagiaan dan kemenangan seorang hamba adalah : Bila ilmu pengetahuannya bertambah, bertambah pula kerendahaan hati dan kasih sayangnya. Setiap bertambah amal-amal shalih yang dilakukan, bertambah pula rasa takut dan kehati-hatiannya dalam menjalankan perintah Allah. Semakin bertambah usianya, semakin berkuranglah ambisi-ambisi keduniaannya. Ketika bertambah hartanya, bertambah pula kedermawanannya dan pemberiannya kepada sesama. Jika bertambah tinggi kemampuan dan kedudukannya, bertambahlah kedekatannya pada manusia dan semakin rendah hati kepada mereka.

Sebaliknya ciri-ciri kecelakaan adalah : Ketika bertambah ilmu pengetahuannya, semakin bertambah kesombongannya. Setiap bertambah amalnya, kian bertambah kebanggaannya pada diri sendiri dan penghinaannya pada orang lain. Semakin bertambah kemampuan dan kedudukannya, semakin bertambah pula kesombongannya.” (Al Fawa-id, Imam Ibnul Qayyim)

Saudaraku rahimakumullah,
Bagaimana suasana hatimu saat membaca bait-bait cinta yang ditulis oleh Ibnul Qayyim ?, termasuk dalam ciri-ciri hamba yang berbahagia atau celaka ?, semoga Allah swt membimbing hati dan langkah kita untuk tetap memiliki karakter orang-orang bahagia dan menang. Semoga pula Allah menjauhkan hati dan langkah kita dari karakter orang-orang terpedaya oleh ilmu, amal dan kemampuannya, Amin.

Saudaraku rahimakumullah,
Mengenali diri amatlah penting, Rasulullah mengajarkan kita untuk sering bermuhasabah diri ketimbang mengevaluasi orang lain, orang yang sibuk oleh aib dan kekurangan lebih beruntung ketimbang orang sibuk yang memperhatikan kekurangan orang lain. Dan memang manfaat menjalani nasihat Rasulullah SAW ini adalah seperti yang dikatakan Ibnul Qayyim, ”Barangsiapa yang mengenal dirinya, ia akan sibuk untuk memperbaiki diri daripada sibuk mencari-cari aib kesalahan orang lain”

Saudaraku rahimakumullah,
Kenalilah diri, pahami kebiasannya, rasakan setiap getaran-getarannya. Lalu berhati-hati dan kontrollah kemauan dan kecenderungannya. Waspadai kekurangannya dan manfaatkan kelebihannya. Berdo’alah kepada Allah agar ia menyingkapkan ilmu-Nya tentang diri. Sebagaimana senandung do’a yang dilantunkan Yusuf bin Asbath, murid Sofyan Ats Tsauri : ”Allahumma arrifni nafsii”, Ya Allah kenalkan aku dengan diriku …

Jiwa manusia banyak menyimpan rahasia. Misteri hati dan jiwa manusia sulit dikenali dengan baik kecuali dengan bantuan Allah SWT kepada ita. Karena itu ulama terkenal yang ahli dalam masalah kejiwaan Sahal bin Abdillah mengatakan bahwa mengenali diri sendiri itu lebih sulit dan lebih halus daripada mengenali musuh. Artinya, aib dan kekurangan yang terselubung dalam diri, sangat sulit dideteksi, dan harus dibuka oleh Allah SWT agar seseorang dapat memberihkan diri dan jiwanya.

Jika seseorang telah berhasil mengenal dan mengetahui bagaimana kondisi jiwanya, maka ia akan mudah mengontrol dan mengawasi keinginan-keinginan buruknya. Inilah yang dikatakan ulama Makkah bernama Wuhaib bin Ward, ”Sesungguhnya diantara kebaikan jiwaku adalah pengetahuanku tentang keburukan jiwaku. Cukupolah seorang meukmin memelihara dirinya dari keburukan bila ia mengetahui keburukan jiwanya kemudian ia meluruskannya.”

Sebagaimana juga perkataan Hasan Al Bashri, ”Seseorang hamba masih dalam keadaan baik selama ia menyadari dan mengetahui sesuatu yang merusak amal-amalnya. (Az Zuhd, Imam Ahmad.”

Saudaraku rahimakumullah,
Semoga Allah mempererat genggaman tangan kita dijalan-Nya. Itulah pentingnya mengenali diri. Sampai-sampai Umar bin Abdul Aziz yang dijuluki khulafaur rasyidin kelima mengatakan, ”Aku mempunyai akal yang aku tahu Allah akan mengazabku karenanya.” (Riyadun Nufus, 1/355). Umar bin Abdul Aziz banyak merenungi dirinya dan sangat mengenal dirinya, sehingga muncullah perkataan luar biasa itu.

Bahkan, karena pengenalan diri yang dalam itu, Fudhail bin Iyadh ra. Mengatakan, ”la yu’rifur riya ila mukhlish,” riya tak mungkin disadari, kecuali oelh orang yang ikhlas. Ya, orang yang merasakan manisnya keikhlasan, pasti akan mengetahui pahitnya riya. Sebaliknya, orang yang tidak pernah merasakan nikmatnya ikhlas, tak mungkin bisa mengenali pahitnya riya. Begitulah, manisnya ikhlas dan pahitnya riya, hanya dirasakan oleh orang-orang yang terbiasa dan mengenali getaran jiwa.

Saudaraku rahimakumullah,
Apa yang dikatakan oleh Fudhail itu tadi pun bertolak karena kondisi dirinya yang sangat mengenal karakter jiwanya sendiri. Orang yang tidak mengenal dirinya, bahkan mengingkari keburukan dirinya adalah orang yang tidak akan mampu mengetahui apalagi mempengaruhi jiwa orang lain. Apalagi meluruskan kebengkokannya, ia tidak akan bisa. Inilah materi yang disebutkan oleh Al Kailani ketika ia mengatakan, ”Bila engkau mampu meluruskan kekurangan yang ada pada idrimu, berarti engkau mampu meluruskan kekurangan yang ada pada selain dirimu.” La melanjutkan, ”Kemampuanmu menghilangkan kemungkaran tergantung dengan kekuatan imanmu memerangi kemungkaran dalam dirimu. Kelemahanmu tinggal diam di dalam rumah dari merubah kemungkaran adalah karena kelemahan imanmu dalam memerangai kemungkaran yang ada dalam dirimu. Kekokohan dan kekuatan imanlah yang mengokohkan para ulama saat mereka berhadapan dengan pasukan syaitan baik manusia dan jin.” (Al-Fathur Rabbani, 30)

Allahhumma arrifnii nafsii …” Ya Allah, kenalkan aku pada diriku

*Di ambil dari web site DD Hongkong ditulis ulang dari Mencari Mutiara di Dasar Hati, dengan judul yang sama

Rabu, 05 Januari 2011

Spirit with love from Banten...


Pagi ini seorang sahabat yang selayaknya adik sendiri, mengirimkan sms pertanda motivasinya yang sedikit luntur


From : Brother form Jogja
" Assalamualaikum.... diri ini sungguh tdak mau diajak kmpromi, selalu sja terpuruk sampai hampir mati.. di saat seperti ini hanya sedikit nasihat yang akan memberi semangat kmbali..


Sms ini kebetulan sekali masuk pada saat menuju kantor, hmm rasanya lebih enak kalau dibalas pada saat sudah sampe kantor..

Send to : Brother from Jogja
Walaikumsalam.. Jangan biarkan hatimu mati, karena jika hati yang mati jasad menjadi tak berarti. Mndkatlah ke Yang Maha Suci, dan rasakan bahwa kau tiada sendiri..


Singkat sms yang bisa dikirimkan pagi ini, tetapi semoga menjadi sedikit nasihat sesuai permintaannya.. hehehe Nah, karena saking singkatnya itu sms, maka ada baiknya sedikit lagi ditambahkan lewat postingan kali ini, sekaligus menjadi postingan pertama di awal tahun 2011..

Suatu ketika, pada saat mengisi training di luar kota bersama beberapa rekan pelajar SMA yang kebetulan turut memberikan presentasi beberapa waktu lalu, sempat berdiskusi kecil tentang kemana akan melanjutkan kuliah, dengan tegas dan yakin dia berucap di Universtias A jurusan A.. wah hebat benar pilihannya, tapi cukup wajarlah untuk anak yang memiliki semangat dan intelegensi yang bagus... hehehe saya bilang intelegensi yang bagus, karena saya sendiri kayanya pas-pasan...
Wajar keinginan yang segaris lurus dengan kemampuan, tetapi saya cukup kaget ketika pada saat makan siang, ternyata anak ini tiada turut makan bersama kita, usut punya usut, shaum daud yang membuat dia menahan diri.. Shaum daud?? wah sehari shaum sehari ngga, berat bagi orang yang jarang terbiasa nih, pertanyaan kembali menggelayuti mengusik akal logis untuk memuaskan rasa ingin tau, iseng muncul pertanyaan.. "sampai kapan puasa daud ini dijalankan?" sepintas terdengar "sampai saya masuk ke universitas itu"..... wah justru ini yang saya pikir yang mencengangkan.. betapa tidak, seorang pelajar yang berhasrat besar masuk ke universitas favoritnya sampai benar-benar melakukan semuanya, belajar keras disertai mendekatkan diri pada Tuhannya.. dan jika hasilnya memuaskan saya pikir sangat wajar, dan kalaupun belum berhasil saya yakin pasti ada sesuatu yang hebat yang menantinya... wah berarti ngga Ikhlas dalam beramal dong karena berkeingan lain dalam ibadah, weitss.. saya orang luar dan ngga tau kejujuran hatinya jadi untuk ikhlas atau ngga dalam beramal itu urusan Allah dan yang beramal, tiada berhak siapapun menjudge bahwa dia ngga ikhlas..

So apa hubungannya dengan sms pagi ini, sms ini saya terima dari mahasiswa yang saya pikir sedang berada pada posisi yang berat sekali untuk menopang kepalanya menatap ke depan, hal yang sama yang saya pernah rasakan ketika menjadi mahasiswa, tugas kuliah yang menumpuk, skripsi yang belum kunjung usai, keinginan membuncah untuk mencari pasangan, keinginan besar membahagiakan orang tua, pengen segera bekerja dan berpenghasilan... ketika semua itu bertumpuk, justru lemahlah semangat... Disinilah kita butuh lebih dari siapapun untuk menemani perjalanan kehidupan kita, kembalilah mencari yang hakiki, mulailah mendekat kepada sang Maha Pemberi Solusi. Adukan bahwa masalah ini saya bisa selesaikan tetapi mohonkan untuk jangan meninggalkan kita.. adukan bahwa masalah ini sangat berat, dan mintalah kekuatan untuk menyelesaikannya.. So sahabatku mulailah untuk membuat skala prioritas, bergeraklah dan fokus untuk menyelasaikannya, bersilaturahmi kepada siapapun, jangan ragu untuk menelepon dan meminta restu pada kedua orang tua... dan kemudian, Insya Allah seperti yang saya rasakan saat ini, permasalahan masa lalu selesai dengan baik dan berganti permasalahan menantang lain untuk dientaskan...

Sabtu, 27 November 2010

Coret-coretan Tentang Kepemimpinan

Sulitnya menjadi pemimpin..

1. Pemimpin, Cerdas mengorganisir Perkataan dan Kewibawaannya.

Seorang pemimpin hendaknya menjaga lisan dengan tidak mengatakan yang bohong, tidak menceritakan segala hal yang tidak penting untuk disampaikan, boleh saja menceritakan sesuatu lelucon yang konyol tetapi lihat dulu kondisi waktu dan tempatnya, jangan pula diam ketika perlu dan wajib untuk menyampaikan sesuatu, sangat konyol ketika seorang pemimpin yang ucapannya dibutuhkan untuk memotivasi staf dan lingkungannya tetapi yang disampaikan adalah sesuatu yang sama sekali tidak berhubungan dengan permasalahan.

Kewibawaan seorang pemimpin juga perlu diperhatikan, sangat senang rasanya berada di sekitar pemimpin yang jago guyon, tetapi jika setiap hari kerjanya hanya guyon dan tertawa saja malah akan menjatuhkan kewibawaan seseorang.

2. Pemimpin, mampu berada di depan, bisa berada disamping kanan dan kiri serta bersedia di belakang.

Entah itu dalam hal kemampuan/kompetensi, kerja nyata, kecerdasan, ataupun yang lainnya, bukan berarti pemimpin adalah seorang SUPER MAN, tetapi seorang pemimpin semestinya adalah sosok yang sangat dipandang hebat oleh team dan bawahannya, tidak semua mesti hebat, satu dua hal yang menonjol cukup untuk menjadikan pemimpin dihargai, tetapi bukan berarti hal lain tiada diindahkan -kecuali untuk hal-hal tertentu yang benar-benar tidak dikuasainya.

Berada didepan juga termasuk dalam kerja nyata, sangat diremehkan seorang pemimpin yang ketika seluruh team bekerja menghadapi permasalahan genting, pemimpin tersebut malah justru asyik berlibur atau bahkan tidur, ingat pemimpin team bukanlah owner, pemimpin team adalah yang justru harus mengorganisir kerja teamnya untuk membuktikan kepada owner (yang bisa jadi ownernya sedang berlibur) bahwa permasalahan yang genting tersebut mampu untuk diatasi.

Sangat naif jika pemimpin kemudian membiarkan hal-hal genting ditangani sendiri oleh stafnya, memang seharusnya menjadi pembelajaran bagi stafnya, tetapi jika terus menerus, bersiaplah untuk menerima surat pengunduran diri dari para stafnya.

Pemimpin yang baik pun sekali-kali turut serta untuk melangkah bersama dalam suatu pekerjaan yang dilakukan oleh stafnya, dan menjadi orang yang berada "dibelakang" untuk memotivasi dan mendorong langkah yang dilakukan oleh anak buahnya dlaam suatu pekerjaan.

3. Visioner dan Berusaha Menggapainya.

"Kedepan organisasi ini harus menjadi yang terbaik, dengan pencapaian yang paling optimal dan berada di 10 besar jajaran organisasi top dunia, dan bla..bla..bla.." Perhatikan, rasanya jika seorang pemimpin mengatakan ini, semua staf nya pasti akan geleng-geleng kepala, berat banget jadi anak buahnya, tetapi jika pemimpin bermimpi seperti diatas dan kemudian melaksanakan apa yang seharusnya dilaksanakan untuk mencapai mimpi masa depan pemimpin tersebut, maka secara otomatis staf-nya akan mengikuti instruksi yang diberikan sang pemimpin tersebut.. dan ketika saatnya datang, semua akan tercengang, wah ternyata apa yang diimpikan bisa diwujudkan ya..

Tapi banyak dari pimpinan, seolah malas untuk bermimpi karena mimpinya pasti butuh kerja keras untuk mewujudkannya.

4. Penting !!!Rapat dan Koordinasi.

Permasalahan kecil bisa menjadi besar jika tidak ditangani serius dan akan menjadi masalah besar nan pelik jika dibiarkan, terutama berkaitan dengan waktu atau timing. Terkadang permasalahan kecil ini remeh dan bisa diselesaikan dengan amat singkat, hanya saja kita belum mengetahui cara dan solusinya, inilah pentingnya rapat dan koordinasi, berupaya mencari solusi dari permasalahan yang ada, bukan mengulang dan mengungkit sesuatu yang sudah ada dan sudah selesai dikerjakan.

5. Sense of Belonging.

Yap, rasa memiliki. Rasa memiliki ini paling tidak bisa memberi semacam stimulus untuk menjadikan organisasi lebih baik lagi, jika kita memiliki sesuatu tentu kita akan menjaga dengan sepenuh hati kan, rasa memiliki ini bukan hanya kepada benda saja, tetapi kepada semua elemen inti dan penunjang dari jalannya organiasasi, seperti SDM, Asset, Fasilitas dll, jika pemimpin sanggup menjadikan sense of belonging atas semua yang berada di organisasnya, maka rasa salaing memiliki antara anggota organisasi akan terasa.

6. Membentuk team work, hal yang mendasar.

Dasar dari organisasi yang baik adalah team work, sangat sulit melaksanakan langkah-langkah untuk mencapai visi pemimpin atau organiasasi jika team work tidak menjadi budaya, lebih parah jika pemimpin hanya mampu bekerja sendiri tanpa mampu mendelegasikan dengan baik pekerjaannya kepada anggota teamnya, ini akan mengakibatkan setia[ orang dalam organisasi bergerak sendiri-sendiri tanpa mengetahui untuk apa mereka bergerak.

Rabu, 15 September 2010

"Apabila anugerah cinta telah melingkupi jiwamu dan jiwanya Maka atas kehendakNya engkau dan dia akan dipertemukan Betapapun engkau tidak menginginkan Atau dia tidak menghendaki Apabila hanya hasrat dan gelora nafsu yang melingkupi jiwamu dan jiwanya Maka atas kehendakNya engkau dan dia akan dipisahkan Betapapun engkau ingin menemukannya Atau dia ingin menemukanmu Sesungguhnya atas kehendakNyalah engkau dan dia dipertemukan atau dipisahkan" Jalan Cinta - Khalil Gibran (1833-1931)
Pembahasan cinta memang tiada habisnya, menarik memang jika membaca potongan Jalan Cinta diatas, seolah-olah menyentil secara halus perasaan dalam diri ini. Perasaan yang mungkin oleh kebanyakan orang sering disebut sehingga membentuk kata dengan pelafalan "Cinta".

Hehehe terkadang tertawa sendiri ketika melihat banyak dari sahabat, kawan, dan adik2 yang memastikan dirinya berpotret bersama pujaan hatinya, dan kemudian beberapa saat kemudian mengatakan bahwa hubungan percintaan kandas, putus, dan akhirnya frustasi, dan pastinya gambar dirinya bersama sang mantan pujaan hati hilang dari peredaran. (Beginilah yang namanya cinta, deritanya tiada pernah berakhir" - Pat Kay)

Sebenernya tulisan ini bukan untuk menyindir siapapun, tetapi sekali lagi hanya untuk menyentil diri sendiri yang sepertinya mulai terhinggapi perasaan ini, haramkah rasa ini? rasanya tidak... Halalkah? Mestinya demikian, tetapi akan menjadi tidak dibenarkan jika melampaui batasnya. Lah, lantas kenapa mesti diributkan? ini bukan meributkan rasa cinta ini, tetapi hubungan dengan lawan jenis ini yang dipersoalkan..

“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).”

Wanita adalah simbol kesucian -versi saya loh- yang dengannya akan banyak sekali lahir kebaikan-kebaikan di dunia maupun akhirat. Suci disini melingkupi semuanya, hati, ruhani, jasmani. Nah terkadang, kesucian itu ternodai justru karena sesuatu yang seharusnya suci.

Sudahlah, inti dari tulisan ini sebenernya apa sih? Hmmm, sebenernya bingung juga, karena inti dari setiap tulisan-tulisan saya yang bisa menilai adalah pembaca tulisannya..
Hmmm... oke, mungkin tulisan ini hanya untuk mengawali lagi eksistensi saya di jejaring sosial atau dunia maya, lagi-lagi perlu ditekankan bahwa ini sekedar ungkapan dari pemikiran, so jangan dianggap terlalu serius lah.. nanti malah bingung sama seperti saya yang sering bingung dengan pikiran-pikiran radikal saya...

Senin, 11 Januari 2010

Membuat sebuah keputusan berkaitan dengan hidup emang agak-agak susah, buat keputusan yang belum tentu bener aja butuh perhitungan yang matang, apalagi kalo keputusannya suah pasti salah... tapi inilah dinamika hidup, nikmati aja maka kita akan dapet hikmah dari proses pengambilan keputusan itu..
Setelah menimbang-nimbang banyak hal, biasanya ada saja perasaan yang cukup mengganjal di hati, entah itu rasa ngga enak atau bahkan sampai stres tingkat tinggi ketika kita akan mengambil keputusan, tapi setelah keputusan itu diambil, akan ada 2 kemungkinan, pertama kita akan merasa sangat lega dan terbebas dari berbagai macam tekanan batin, atau kedua, kita akan sedikit menyesal telah ambil keputusan itu, walaupun itu ngga berlangsung lama... contohnya ada seorang teman saya yang begitu bebasnya berkata di facebooknya kalo dia dah bebas dari pekerjaan yang bikin dia mati setengah... padahal perusahaannya termasuk perusahaan besar dan boleh dikatakan elit...
Nah kembali ke pengambilan keputusan, biar bagaimanapun.. keputusan-keputusan dalam hidup harus kita buat, tidak membuat keputusan berarti kita sudah memutuskan untuk tidak mengambil keputusan..

Kamis, 31 Desember 2009

Detik-detik akhir 2009

Refleksi akhir tahun


Beberapa saat lagi kita akan meninggalkan tahun 2009, tahun yang mungkin bagi sebagian orang adalah tahun yang bermakna dan mungkin juga bagi sebagian yg lain adalah tahun yang biasa aja. terlepas dari itu semua, meskipun ini bukanlah kalender resmi umat Islam, akan tetapi dalam keseharian kalender masehi inilah yang sering kita pakai.. so banyak dari kita yang menjadikan tahun masehi ini sebagai patokan untuk melakukan sesuatu.

Awal tahun 2009 merupakan awal resolusi untuk tahun ini, biar bagaimanapun harapan besar ada di tahun ini, harapan untuk meluluskan diri, harapan untuk memperbaiki diri, harapan-harapan lainnya yang sudah tertulis rapih pada sebuah kertas berwarna biru.... hmmm dari sekian banyak target yang tertulis, hampir sebagian besar telah terlaksana.... beberapa masih menggantung..

Pertengahan tahun 2009, merupakan waktu-waktu yang banyak dikonsentrasikan untuk mengejar yang tertinggal.. bukanlah masalah seberapa jauh langkahmu, yang terpenting adalah kapan langkah awalmu dimulai.. banyak yang memiliki tujuan yang teramat jauh, tetapi enggan untuk memulai langkah awal

Akhirnya, bulan-bulan di akhir tahun, hampir semua target besar selesai terlaksana, kini memulai membuat resolusi baru, menjalankan yang seharusnya dijalankan, mengubah yang seharusnya dirubah, dan memperbaiki yang belum baik....

Kamis, 17 Desember 2009

Sejarah Tahun Baru Islam

Siapa yang mula-mula menetapkan Tarikh Islam?

Menurut riwayat para ulama ahli tarikh yang masyhur, tarikh Islam mula-mula ditetapkan oleh Umar bin Khattab r.a. ketika ia menjadi khalifah pada tahun 17 Hijrah. Menurut kisahnya, hal ini terjadi disebabkan pada suatu hari Umar menerima sepucuk
surat dari sahabatnya, Abu Musa Al-Asy’ari r.a. tanpa dibubuhi tanggal dan hari pengirimannya. Hal itu menyulitkan bagi Umar untuk menyeleksi surat yang mana terlebih dahulu harus diurusnya, sebab ia tidak menandai antara surat yang lama dan yang baru. Oleh sebab itu, Umar mengadakan musyawarah dengan orang yang terpandang dikala itu untuk membicarakan serta menyusun masalah tarikh Islam.

Dalam musyawarah tersebut ada beberapa pilihan tahun bersejarah sebagai patokan untuk memulai tarikh Islam tersebut yaitu: tahun kelahiran Nabi Muhammad, tarikh kebangkitannya menjadi Rasul, tahun wafatnya, atau ketika Nabi hijrah dari Mekkah ke Madinah. Diantara pilihan tersebut maka akhirnya ditetapkanlah bahwa dimulai dari hari berpindahnya (hijrahnya) Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah menjadi awal tarikh Islam yaitu awal tahun Hijriyah, sebagaimana dahulu telah ditetapkan bahwa, hari Nabi Isa a.s. dilahirkan ditetapkan sebagai awal tahun Miladiyah atau Masihiyah.

Kemudian setelah permulaan tahun itu diputuskan, maka dimusyawarahkan pula bulan apa yang baik dipergunakan untuk tiap-tiap awal tahun tersebut.Akhirnya setelah dipilih maka ditetapkanlah bahwa bulan Muharramlah yang dipergunakan untuk permulaan tahun Islam.

Kenapa Hijrahnya Nabi Muhammad SAW ditetapkan sebagai permulaan Tarikh Islam (Tahun Hijriah)?


Hijrahnya Nabi sangat besar artinya dalam sejarah perkembangan da’wah Islamiyah. Karena setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, da’wah Islam mulai mencapai kejayaannya yang gemilang. Kalau sebelum hijrah ummat Islam adalah golongan yang ditindas dan disiksa oleh kaum Musyrikin, maka setelah Nabi hijrah kaum muslimin telah mempunyai kedudukan yang kuat dan telah terbentuk sebuah negara Islam yang memiliki peraturan, pimpinan serta undang-undang tersendiri. Oleh karena itu diharapkan peristiwa hijrah akan dikenang oleh umat Islam pada tiap-tiap tahun bagaimana perjuangan yang gigih dan pengorbanan tenaga dan jiwa raga Nabi serta para sahabatnya dalam meneggakkan Islam. Disamping itu hijrah Nabi juga menunjukkan bahwa Allah memisahkan dan membedakan antara yang haq dan yang bathil, membedakan mana yang benar dan mana yang salah.


Apa sebab Bulan Muharram dijadikan bulan pertama bagi tahun Hijriah?


Pada dasarnya sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi keluar dari kota Mekkah pada hari kamis akhir bulan Shafar, dan keluar dari tempat persembunyiannya di Gua Tsur pada tanggal 2 Rabi’ul Awwal (20 September 622 M) untuk menuju ke Madinah. Dan menurut al-Mas’udi, Rasulullah memasuki Madinah tepat pada malam hari 12 Rabi’ul Awwal. Sementara Umar dan para sahabat-sahabatnya menetapkan awal bulan hijriyah adalah bulan Muharram bukannya bulan Rabi’ul Awwal adalah semata-mata memandang bahwa bulan Muharram adalah bulan yang mula-mula Nabi berniat untuk berhijrah. Selain itu di bulan Muharram ini pulalah para jama’ah haji baru selesai mengerjakan ibadah haji dan pulang kenegerinya masing-masing. Dengan adanya keputusan yang demikian itu, seolah-olah hijrah Nabi jatuh pada bulan Muharram dan dipandang patut sebagai permulaan tahun didalam Islam.

Adapun nama-nama bulan pada tahun hijrah tersebut adalah : Muharram, Shafar, Rabi’ul Awwal, Rabi’ul Akhir, Jumadil Awwal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah. (Aida)


Referensi :

Sirah Nabawiyah, Buku Kesatu, oleh: DR. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy

Riwayat Nabi Muhammad, jilid II, halaman : 30 – 39.

SUMBER : http://tqhamburg.multiply.com/journal/item/2

 
© di olah dan disusun oleh Yoga Dwi P