Rabu, 15 September 2010

"Apabila anugerah cinta telah melingkupi jiwamu dan jiwanya Maka atas kehendakNya engkau dan dia akan dipertemukan Betapapun engkau tidak menginginkan Atau dia tidak menghendaki Apabila hanya hasrat dan gelora nafsu yang melingkupi jiwamu dan jiwanya Maka atas kehendakNya engkau dan dia akan dipisahkan Betapapun engkau ingin menemukannya Atau dia ingin menemukanmu Sesungguhnya atas kehendakNyalah engkau dan dia dipertemukan atau dipisahkan" Jalan Cinta - Khalil Gibran (1833-1931)
Pembahasan cinta memang tiada habisnya, menarik memang jika membaca potongan Jalan Cinta diatas, seolah-olah menyentil secara halus perasaan dalam diri ini. Perasaan yang mungkin oleh kebanyakan orang sering disebut sehingga membentuk kata dengan pelafalan "Cinta".

Hehehe terkadang tertawa sendiri ketika melihat banyak dari sahabat, kawan, dan adik2 yang memastikan dirinya berpotret bersama pujaan hatinya, dan kemudian beberapa saat kemudian mengatakan bahwa hubungan percintaan kandas, putus, dan akhirnya frustasi, dan pastinya gambar dirinya bersama sang mantan pujaan hati hilang dari peredaran. (Beginilah yang namanya cinta, deritanya tiada pernah berakhir" - Pat Kay)

Sebenernya tulisan ini bukan untuk menyindir siapapun, tetapi sekali lagi hanya untuk menyentil diri sendiri yang sepertinya mulai terhinggapi perasaan ini, haramkah rasa ini? rasanya tidak... Halalkah? Mestinya demikian, tetapi akan menjadi tidak dibenarkan jika melampaui batasnya. Lah, lantas kenapa mesti diributkan? ini bukan meributkan rasa cinta ini, tetapi hubungan dengan lawan jenis ini yang dipersoalkan..

“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).”

Wanita adalah simbol kesucian -versi saya loh- yang dengannya akan banyak sekali lahir kebaikan-kebaikan di dunia maupun akhirat. Suci disini melingkupi semuanya, hati, ruhani, jasmani. Nah terkadang, kesucian itu ternodai justru karena sesuatu yang seharusnya suci.

Sudahlah, inti dari tulisan ini sebenernya apa sih? Hmmm, sebenernya bingung juga, karena inti dari setiap tulisan-tulisan saya yang bisa menilai adalah pembaca tulisannya..
Hmmm... oke, mungkin tulisan ini hanya untuk mengawali lagi eksistensi saya di jejaring sosial atau dunia maya, lagi-lagi perlu ditekankan bahwa ini sekedar ungkapan dari pemikiran, so jangan dianggap terlalu serius lah.. nanti malah bingung sama seperti saya yang sering bingung dengan pikiran-pikiran radikal saya...

0 komentar:

 
© di olah dan disusun oleh Yoga Dwi P